Penjelasan Teknologi Mobile dan Perkembangan Teknologi Mobile dari 1G sampai 5G
Teknologi mobile adalah sebutan istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang pendukung terhadap perangkat ponsel agar tercipta sebuah fitur pendukung yang dibutuhkan oleh user dalam berkomunikasi dan tindakan lain.
Teknologi mobile adalah suatu sistem teknologi perangkat lunak yang memungkinkan setiap pemakai melakukan mobilitas dengan perlengkapan PDA-asisten digital pada seluler atau telepon genggam.
Teknologi mobile merupakan peningkatan dari sistem perangkat lunak terpadu yang biasanya ditemukan di PC (komputer).
Di awal kemunculannya, teknologi mobile menyediakan fungsionalitas yang sangat terbatas dan terisolasi seperti melakukan panggilan dan pesan, permainan, kalkulator sehingga banyak aplikasi yang dihindari karena multitasking yang memakan sumber daya hardware perangkat mobile yang awalnya cukup terbatas.
Namun, zaman sekarang ini dengan dukungan sumber daya hardware yang tinggi, aplikasi menjadi hal yang tak bisa dipisahkan dengan perangkat mobile sebab mereka mampu melakukan tugas apapun dengan mudah.
Berikut merupakan perkembangan teknologi mobile dari generasi awal sampai generasi saat ini:
1G
Sesuai namanya, 1G merupakan generasi pertama pada teknologi telepon seluler. Teknologi jaringan ini pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada 1979 silam. Baru kemudian di tahun 1984, teknologi 1G menyelimuti seluruh wilayah Jepang dan menjadikannya sebagai negara pertama yang memiliki jaringan 1G secara nasional.
Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.
Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.
2G
Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada 1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali diluncurkan secara komersial di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access).
Kehadiran 2G pada saat itu menyuguhkan pengalaman baru dalam berkomunikasi. Apabila 1G hanya dapat melakukan panggilan telepon, maka di 2G terdapat beberapa fitur baru, antara lain bertukar pesan teks (SMS), pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Bahkan, dalam perkembangannya 2G pun kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps.
Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.
3G
Teknologi penerus 2G ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang NTT DoCoMo. 3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Teknologi ini sanggup menghantarkan kecepatan data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps.
Dengan hadirnya 3G, masyarakat di seluruh dunia sudah dapat menikmati berbagai macam layanan internet, seperti browsing, pengiriman email, streaming video dan musik, berbagi data, hingga teleconference. Era 3G juga menjadi era kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan Apple.
Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di beberapa wilayah, seperti Surabaya dan Batam. Setelah uji coba sukses dilakukan, pada 2006 Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial.
3.5G
Teknologi 3,5G ini memungkinkan penggunanya untuk mengunduh beragam sajian multimedia, seperti streaming video, streaming musik, mobile TV, permainan daring (online game) , cuplikan film, animasi, video klip, permainan, video klip olahraga, berita keuangan, memainkan kumpulan lagu secara penuh, dan unduh karaoke dengan kecepatan tinggi. Seluruhnya dapat dilakukan sambil tetap melakukan telepon video dengan tanpa mengganggu proses transfer data.
Berikut merupakan teknologi yang digunakan pada 3.5:
• HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G.HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 (3.5G) karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses data HSDPA sama seperti 480kbps, tapi yang pasti HSDPA lebih cepat..Semakin baru teknologi pastinya semakin baik.
• WiBro (Wireless Broadband).WiBro merupakan bagian dari kebijakan bidang teknologi informasi Korea Selatan yang dikenal dengan kebijakan 839.WiBro mampu mengirimkan data dengan kecepatan hingga 50 Mbps.
Setelah beberapa tahun, CDMA 2000 mengupgrade teknologi jaringan evdo mereka.menjadi EVDO rev A. teknologi ini memiliki kecepatan 10 kali lebih cepat dari evdo rev 0. Juga UMTS atau yang sering disebut juga 3GSM telah menguprade teknologi mereka ke HSDPA dan HSUPA. Inilah yang dinamakan 3.5G
4G
Kebutuhan akan layanan internet dengan menggunakan teknologi jaringan 3G dinilai tidak cukup. Maka dari itu, guna membuat penggunaan layanan internet semakin nyaman, lahirlah teknologi 4G. Teknologi ini pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Era 4G bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat. Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital.
Teknologi 4G LTE pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013 bertempat di Pulau Bali. Baru kemudian diluncurkan secara komersial pada akhir 2014 dan menjadikan Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mengoperasikan jaringan mobile 4G LTE di Indonesia. Hingga kini layanan 4G Telkomsel sudah melayani puluhan juta pengguna. Telkomsel terus berusaha memberikan jaringan 4G terbaik merata untuk seluruh pelanggan dengan coverage penetration 95%.
4.5G
Jaringan 4.5G adalah pengembangan dari jaringan 4G. Teknologi 4.5G diimplementasikan dengan memanfaatkan teknologi Long Term Evolution (LTE) di spektrum frekuensi 1.800 MHz dengan lebar pita 20 MHz yang dikombinasikan dengan teknologi 4X4 MIMO. Penggabungan teknologi tersebut memungkinkan akses data melalui teknologi 4.5G lebih cepat hingga dua kali lipat daripada teknologi 4G serta latensi yang sangat rendah, kurang dari 10 milidetik dibandingkan teknologi 4G.
teknologi LTE-A Pro, kecepatan data telah meningkat tiga kali lipat dari standar teknologi sebelumnya dari 300 Mbps menjadi 600 Mbps. Dan
Teknologi 4.5G yang mampu menghasilkan kecepatan sebesar 1Gbps memungkinkan pengguna untuk mengunduh video Blu-ray 25GB hanya dengan waktu kurang dari dua menit. Pengguna juga dapat menikmati film serial dan streaming video Full-HD tanpa gangguan buffering. Selain itu, teknologi Narrowband Internet of Things (NB-IoT) 4.5G hanya membutuhkan daya yang sedikit dan menunjang berbagai aplikasi pintar, seperti smart parking , teknologi terbaru untuk mencari lahan parkir yang kosong melalui ponsel pintar. Jaringan latensi rendah dengan keterlambatan ( delay ) sebesar 10ms juga memungkinkan penggunaan aplikasi pintar untuk industri, seperti pertambangan dari jarak jauh ( remote mining ) dan proses produksi industri, serta aplikasi untuk pertolongan pada saat bencana alam.”
Perbedaan yang paling terlihat jelas adalah kecepatan koneksinya. Berbeda dari 4G, jaringan 4.5G mengusung 2 carrier. Ini menjadikan koneksi internetnya jauh lebih cepat. Frekuensinya juga. Jaringan 4.5G mengusung frekuensi 800 MHz - 2.300 MHz. Sementara, jaringan 4G LTE paling maksimal bisa ngebut dengan frekuensi 1.800 MHz aja. Kemudian, jaringan 4.5G didukung 2 standar LTE, yakni TDD dan FDD. Sedangkan, 4G cuma didukung 1 tipe standar jaringan LTE. Lalu, tidak hanya super cepat, jaringan 4.5G ini juga lebih stabil.
jaringan 4.5G akan memberikan tiga manfaat penting pada pengguna seluler di Indonesia, yaitu kecepatan unduh yang tinggi, penggunaan aplikasi-aplikasi pintar di kehidupan seharihari, dan tingkat latensi yang rendah ( low latency ) sehingga memungkinkan transfer data secara cepat tanpa menggunakan kabel.
5G
5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar 5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa.
Sebagaimana halnya teknologi jaringan penerus, sudah pasti 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G, antara lain secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga penggunaannya tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk Industry 4.0.
Adapun beberapa contoh use cases untuk konsumen, seperti enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Kemudian sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, di antaranya AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling machinery, remote surgery, drone surveillance, smart seaport, dan masih banyak lagi.
Posting Komentar untuk "Penjelasan Teknologi Mobile dan Perkembangan Teknologi Mobile dari 1G sampai 5G"